Buruknya Kualitas Udara di Jakarta Menyebabkan Penurunan Angka Harapan Hidup

Akhir-akhir ini Jakarta seringkali dicap sebagai kota dengan polusi terparah di dunia. Asumsi ini muncul dan didukung dengan banyaknya berita yang menjelaskan bahwa kualitas udara di Jakarta sangatlah buruk. Sekitar 10,56 Juta penduduk Kota Jakarta terpapar polusi partikulat melebihi pedoman batas wajar World Health Organization (WHO) yang telah direvisi, yaitu sebesar 5 μg/m3 (Greenstone dkk., 2022). Hal ini disebabkan oleh banyaknya sumber utama polusi partikulat di sekitar Kota Jakarta, seperti gas buang industri dan emisi kendaraan bermotor. Bahkan saat ini, kendaraan bermotor di Jakarta menyumbang sekitar 31,5 % dari polusi partikulat kota (Santoso dkk., 2013).

Selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak penelitian yang mengkaji tentang dampak kualitas udara bagi kesehatan. Salah satu kajian yang menarik adalah mengenai polusi partikulat/PM yang menjadi bagian utama dari polusi udara. Polusi partikulat atau Particulate Matter (PM) merupakan campuran partikel padat dan tetesan cairan yang ditemukan di udara (EPA, 2022). Salah satu PM yang menjadi masalah utama bagi kualitas udara ialah PM2,5. PM2,5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer), umumnya bersumber dari semua jenis pembakaran, termasuk kendaraan bermotor, pembangkit listrik, kebakaran hutan, dan sebagainya (EPA, 2022). Paparan tingkat PM2,5 yang tidak sehat berdampak pada kehidupan manusia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

Menurut WHO (2018), lebih dari 7 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang berhubungan dengan polusi udara. Hal tersebut menunjukkan bahwa polusi partikulat merupakan masalah yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyaknya bukti ilmiah tentang dampak negatif paparan polusi partikulat terhadap kesehatan pada konsentrasi yang relatif rendah menyebabkan WHO memperbarui panduannya tentang tingkat polusi partikulat yang dapat diterima dan dihirup manusia pada 22 September 2021. WHO (2021) merevisi pedoman batas wajar polusi partikulat tersebut dari 10 μg/m3 menjadi 5 μg/m3. Ini merupakan revisi pertama sejak WHO menetapkan panduan kualitas udara pada tahun 2005. Keputusan WHO untuk merevisi pedomannya dengan jumlah yang signifikan merupakan sinyal kuat bahwa polusi udara lebih mematikan daripada yang diperkirakan sebelumnya.

AQLI (Air Quality Live Index) yang dikembangkan oleh EPIC (The Energy Policy Institute at Chicago) atau Institut Kebijakan Energi di Universitas Chicago membuktikan bahwa polusi udara adalah ancaman utama dunia terhadap harapan hidup. AQLI memperkirakan hubungan antara polusi udara dan harapan hidup dengan melihat perolehan harapan hidup yang mereka alami jika komunitas mereka memenuhi pedoman batas wajar paparan polusi partikulat dari WHO. Penelitian yang dilakukan oleh AQLI menunjukkan bahwa paparan 10 g/m3 PM2,5 secara konsisten dapat mengurangi angka harapan hidup manusia hingga 0,98 tahun (Greenstone dkk., 2022). Menurut penelitian ini, polusi udara merupakan resiko terbesar bagi kesehatan manusia. Angka harapan hidup rata-rata global per orang yang hilang akibat polusi partikulat adalah 2,2 tahun, bahkan lebih banyak daripada merokok, minum alkohol, narkoba, bahkan konflik.

Saat ini Kota Jakarta secara konsisten memiliki tingkat kualitas udara yang tidak sehat sepanjang tahun. Hal ini dibuktikan dengan hasil pantauan konsentrasi PM2,5 di BMKG Kemayoran Jakarta yang menunjukkan bahwa sepanjang bulan Juni 2022 konsentrasi rata-rata PM2,5 berada pada level 49.07 µg/m3. Tercatat pada tanggal 15 Juni 2022, konsentrasi PM2,5 mengalami lonjakan konsentrasi tertinggi yang berada pada level 148 μg/m3 (BMKG, 2022). AQLI (2022) menjelaskan bahwa paparan berkelanjutan terhadap tingkat kualitas udara di Jakarta ini dapat meningkatkan resiko kematian hingga 4,8 tahun.

Semakin sedikit polusi udara yang dihirup, semakin baik kesehatan kita. Itulah mengapa di kota-kota besar seperti Jakarta, penting bagi kita untuk melacak kualitas udara di luar rumah dan menyesuaikan gaya hidup dengan tingkat polusi. Ketahui kapan kita harus membuka atau menutup jendela. Ketahui kapan kita harus memantau dan menyaring udara di dalam rumah. Kita juga bisa memantau indeks kualitas udara pada laman bmkg.go.id, jika kualitas udara “Tidak Sehat”, sebaiknya kurangi waktu di luar rumah, terutama kegiatan  olahraga. Namun, jika terpaksa untuk beraktivitas di luar rumah, setidaknya batasi waktu selama di luar, hindari jalan yang sibuk, dan memakai masker. Selain itu, kita semua berharap kepada pemerintah untuk segera merumuskan perubahan kebijakan agar mengembalikan udara yang lebih bersih. Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan adalah  mengesahkan peraturan yang lebih ketat tentang pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil, mengubah angkutan umum menjadi kendaraan listrik, dan mempercepat transisi menuju energi terbarukan. Harapannya kebijakan tersebut dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan dan peningkatan angka harapan hidup warga negara.

Author : Fadhil Muhammad Aslam

 

DAFTAR PUSTAKA

EPA. (2022, Juli 18). Particulate Matter (PM) Pollution.

Greenstone, M., Hasenkopf, C., & Lee, K. (2022). Annual Update.

https://www.bmkg.go.id/berita/?p=perkembangan-terakhir-kondisi-kualitas-udara-di-wilayah-jakarta-dan-sekitarnya&lang=ID&tag=apps-info-bmkg

“Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2021”. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Santoso, M. , Lestiani, D. D. , & Markwitz, A. (2013). Characterization of airborne particulate matter collected at Jakarta roadside of an arterial road. Journal of Radioanalytical and Nuclear Chemistry, 165–169.

World Health Organization. 2021. “New WHO Global Air Quality Guidelines aim to save millions  of lives from air pollution.”

 

Scroll to Top